Wednesday, July 2, 2014

Candi Ijo

Candi Ijo
Candi Ijo..Ijo (dalam bahasa Jawa, kata ini berarti 'Hijau') Candi Ijo ini terletak di bukit tertinggi di Yogyakarta, yang di tempat tersebut dapat kita saksikan pesona alam kota Yogyakarta dan yang menarik dapat kita saksikan pesawat mendarat dan lepas landas dari bandara Adi Sucipto, bukan adi swandono lo Gan.. hoho :D

Untuk menuju ke Candi Ijo kita lewati jalur menuju kompleks Istana Ratu Boko, selanjutnya nanti ada penunjuk arah ke selatan menuju Candi Ijo terus telusuri melewati area pemukiman warga. setelah melewati jembatan  kita akan dihadapkan jalan menanjak, namun jangan khawatir tanjakan tidak terlampau curam. Lokasi candi ini memang tertinggi di kota Yogyakarta Gan.

Candi ijo ini dibangun sekitar abad kesembilan di sebuah bukit bernama Bukit hijau yang ketinggiannya 410 meter diatar permukaan laut Gan. Karena ketinggiannya, banyak yang bisa kita nikmati tidak hanya Candi, tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras tanah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meskipun ini bukan daerah yang suburm pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati Gan..

Komplekas candi ini terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk meupakan teras berundak membujur dari barat ke timur. Bangunan di teras kesebelas adalah dalam bentuk pagar keliling, delapan tiang lingga, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Penempatan bangunan pada setiap teras didasarkan pada tingkat keberadaan sakral tersebut. Bangunan di teras tertinggi adalah yang paling sakral. 

Varian lukisan yang ditemukan sejak pintu masuk candi Hindu ini. Tepat di gerbang masuk, ada motif raksasa kepala ganda dan beberapa atributnya. Motif dan atribut dijumpai pada candi Buddha tersebut menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha. Beberapa candi yang memiliki motif raksasa seperti Ngawen, Plaosan dan Sari. 

Ada juga patung yang menggambarkan pria dan wanita terbang mengarah ke samping tertentu. Deskripsi tersebut dapat memiliki beberapa arti; pertama, sebagai mantra untuk mengusir roh jahat dan kedua sebagai simbol persatuan antara dewa Siva dan dewi Umi. Kesatuan ini dimaksudkan sebagai awal penciptaan alam semesta. Berbeda dengan arca di Candi Prambanan, corak naturalis pada arca di Candi Ijo tidak mengarah pada erotisme. 

Mendekati candi perwara di teras kesebelas, ada lubang yang mungkin digunakan untuk membakar korban. Tepat di bagian atas dinding pit belakang ada ventilasi dalam bentuk trapesium dan segitiga. Pit merupakan cermin masyarakat Hindu yang memuja Brahma, dewa api. Ketiga candi perwara menunjukkan adorasi masyarakat terhadap tiga dewa Hindu, yaitu Brahma, Siwa, dan Wisnu. 

Pemandangan sisi barat candi
Beberapa karya yang tetap misteri adalah dua prasasti yang terletak di bangunan candi pada teras kesembilan. Salah satu prasasti yang diberi kode oleh huruf 'F' dengan Guywan atau Bluyutan berarti tempat untuk meditasi. Prasasti lain yang terbuat dari batu setinggi 14 cm dan tebal 9 cm memuat mantra-mantra yang diperkirakan berupa kutukan. Mantra tersebut ditulis sebanyak 16 kali dan bagian dari mereka membaca "Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa." Kedua prasasti tersebut erat dengan terjadinya peristiwa tertentu di Jawa saat itu. Apa kejadian? Belum terkuak hingga sekarang ini.. 

Mengunjungi candi ini, kita akan menemukan pemandangan indah yang tidak dimiliki candi-candi yang lain. Melihat ke bawah ke arah barat, anda bisa melihat pesawat take off dan landing di Bandara Adisutjipto. 
Setiap detail candi menyuguhkan sesuatu yang bermakna dan mengajak penikmatnya untuk berefleksi sehingga perjalanan wisata tak sekedar ajang bersenang-senang. Besar lukisan tanpa nama pencipta menunjukkan filosofi kehidupan masyarakat Jawa masa lalu yang lebih menekankan pada pesan moral yang disampaikan oleh karya-karya daripada pencipta atau kebesaran karya-karya mereka..


No comments :