Mesin Bubut |
Mesin bubut adalah salah satu mesin yang paling banyak digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan. Fungsi mesin bubut adalah untuk merubah bentuk suatu benda dengan cara menyayat benda kerja dengan pahat bubut. Benda kerja dicekam pada cekam yang berputar dan pahat bubut dimakankan pada benda kerja.
Perlu diketahui bahwa mesin perkakas ini cukup berbahaya sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal. Untuk itu sebelum mengoperasikan mesin bubut pastikan belajar dari pelatih yang berkompeten di bidang teknik mesin. Saat ini pemerintah ada lembaga khusus yang menyediakan balai latihan teknik dan juga lembaga sertifikasi untuk bidang keteknikan.
Saya mulai belajar mesin bubut sejak tahun 2000 ketika sekolah di STM 1 Yogyakarta (Jetis) saat ini menjadi SMK N 2 Yogyakarta. Ketika itu praktek dilaksanakan di BLTP Yogyakarta di jalan Kyai Mojo yang kini menjadi lembaga pelatihan nasional. Mari kita langsung mengenal bagian-bagian dari mesin bubut Sob.
Bagian-bagian utama mesin bubut:
1. Kepala tetap (head stock)
Pada kepala tetap ini terdapat spindle utama mesin yang berfungsi mencekam dan memutar benda kerja. Didalam bagian kepala tetap ini terdapat roda pully yang digerakan oleh motor penggerak. Terdapat susunan transmisi gear box yang berfungsi mengatur kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan arah pemakanan.
2. Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai tumpuan benda kerja yang panjang dan dapat digeser sepanjang alas / bed mesin. Tinggi kepala lepas ini sama dengan tinggi kepala tetap. Pada kepala lepas ini ada tuas pengunci agar tak bergerak, ulir penggerak sleeve untuk proses pengeboran. Selain itu juga ada pengatur posisi senter yang bisa digunakan untuk proses pembubutan tirus.
3. Alas/ Meja Mesin (Bed machine)
Alas / meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada saat pembubutan. Alas meja bubut ini memiliki permukaan yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajarannya dengan ketelitian sangat tnggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar.
4. Eretan (carriage)
Pada eretan ini terdapat tiga bagian, diantaranya:
Pertama: eretan memanjang/ eretan alas (longitudinal carriage) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menjauhi spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/ alas mesin dan sekaligus sebagai eretan melintang.
Kedua: eretan melintang (cross carriage/ cross slide) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjauhi sumbu senter, secara manual/ otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas.
Ketiga: eretan atas/ eretan kombinasi (top carriage/ compound slide) berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada eretan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/ bergeser.
Pada eretan memanjang dan melintang, dalam memberikan pemakanan dan mengatur kecepatan pemakanan dapat diatur menggunakan skala garis ukur (nonius) yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Pada umumnya untuk eretan memanjang memiliki ketelitian skala garis ukurnya lebih kasar bila dibandingkan dengan ketelitian skala garis ukur pada eretan melintang, yaitu antara 0,1 sampai dengan 0,5 mm dan untuk eretan melintang antara 0,01 sampai dengan 0,005 mm. Skala garis ukur (nonius) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja.
Gerakan secara otomatis eretan memanjang dan eretan melintang, karena adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari gear box pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan, dihubungkan melalui transmisi dengan beberapa tuas/ handel dan roda pemutar yang masing memiliki fungsi yang berbeda.
5. Poros Transportir dan Poros Pembawa
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis,misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 - 8 mm. Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis.
6. Pemegang Pahat ( Tool post)
Pemegang pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel (adjustable tool post)
Spesifikasi mesin bubut standar termasuk jenis mesin bubut lainnya, yang paling utama ditentukan oleh seberapa panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap dan tinggi jarak antara pusat senter dengan meja mesin. Misalnya panjang mesin 1500 mm, berarti eretan memanjangnya hanya dapat digerakkan/ digeser sepanjang 1500 mm. Untuk tinggi mesin bubut, misalnya 200 mm, berarti mesin bubut tersebut hanya mampu membubut benda kerja maksimum berdiameter 200×2= 400 mm. Namun demikian ada beberapa mesin bubut standar, yang pada mejanya didesain berbeda yaitu pada ujung meja didekat spendel mesin/ kepala tetap konstruksi dibuat ada sambungannya, sehingga pada saat membubut benda kerja berdiameter melebihi kapasitas mesin sambungan mejanya tinggal dilepas (bedah perut).
No comments :
Post a Comment