Wednesday, April 1, 2020

Sejarah Virus Corona

Ilustasi virus corona
Virus Corona  adalah merupakan keluara besar virus yang dapat menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health Organization (WHO) virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernafasan yang lebih parah seperti MERS-CoV dan SARS-CoV.

Virus Corona ini bersifat zoonosis, artinya ia merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria adalah contoh dari penyakit zonosis serta MERS juga ditularkan dari unta ke manusia. Selama sekitar 70 tahun terakhir ini para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus, anjing, kucing, kalkun kuda, babi dan ternak lain. Bahkan hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia.

Virus Corona ini bertanggung jawab atas beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) 2002-2003 dan wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015.

Yang terbaru saat ini virus Corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID - 19 memicu wabah di Cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO mendeklarasikan sebagai pendemi global.Ternyata nama Corona ini diambil dari bahasa Latin yang berarti  mahkota, sebab bentuk virus corona memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota atau korona matahari. Para ilmuwan pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937 yang menyebabkan benyakit bronkitis menular pada unggas.

Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrell dan Bynoe menemukan bukti virus corona pada manusia yang sedang flu biasa, melalui kultur trakea embrionik yang diperoleh dari saluran pernafasan orang tersebut.

Virus Corona masuk dalam subfamili Coronavirinae dalam keluarga Coronaviridae. Berbagai jenis virus corona pada manusia bervariasi dari tingkat keparahan gejala hingga kecepatan menyebar.

Dokter saat ini mengenali tujuh jenis virus corona yang dapat menginfeksi manusia.Jenis yang paling umum yaitu:

229E (alpha coronavirus)
NL63 (alpha coronavirus)
OC43 (beta coronavirus)
HKU1 (beta coronavirus)

Strain lain yang sebenarnya cukup jarang malah menyebabkan komplikasi yang lebih parah yaitu MERS-CoV, yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan SARS-CoV, virus yang bertanggung jawab atas Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Pada akhir Desember 2019, jenis baru yang disebut SARS-CoV-2 mulai beredar, yang kemudian menyebabkan penyakit dan dikenal sebagai COVID-19. SARS coronavirus (SARS-CoV) adalah virus yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003. SARS-CoV dianggap sebagai virus yang dibawa dari hewan yang diduga kelelawar dan menyebar ke hewan lain (luwak) serta manusia. Infeksi pertama pada manusia terjadi di provinsi Guangdong, Cina Selatan pada tahun 2002.

Dalam beberapa bulan, SARS menyebar ke lebih dari dua lusin negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia. Saat epidemi tersebut, virus telah menyebar ke lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia dan membunuh hampir 800 orang.

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona (Middle East respiratory syndrome syndrome, atau MERS-CoV) yang pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012.

Beberapa kasus infeksi MERS-CoV yang dikonfirmasi di laboratorium dilaporkan tidak menunjukkan gejala, artinya mereka tidak memiliki gejala klinis, namun mereka positif terinfeksi MERS-CoV setelah menjalani tes laboratorium. Gejala MERS yang khas termasuk demam, batuk dan sesak napas. Pneumonia umum terjadi, tetapi tidak selalu ada. Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga telah dilaporkan.

Meskipun sebagian besar kasus manusia dari infeksi MERS-CoV telah dikaitkan dengan infeksi manusia ke manusia menurut kesehatan, bukti ilmiah saat ini menunjukkan bahwa unta dromedaris adalah inang utama untuk MERS-CoV dan sumber hewan dari infeksi MERS pada manusia.

Social distancing
Gejala virus corona baru (COVID019) cukup bervariasi dari orang ke orang yang terinfeksi. Beberapa mungkin menghasilkan sedikit gejala atau tanpa gejala. Namun, ada pula yang dapat menyebabkan penyakit parah dan mungkin berakibat fatal. Gejala umum meliputi:
  • demam
  • sesak napas
  • batuk
Mungkin butuh 2-14 hari bagi seseorang untuk melihat gejala setelah infeksi. Saat ini tidak ada vaksin untuk COVID-19. Namun, para ilmuwan sekarang telah mereplikasi virus. Sehingga dapat memungkinkan untuk deteksi dini dan pengobatan pada orang yang memiliki virus tetapi belum menunjukkan gejala.

National Institutes of Health (NIH) menyatakan bahwa beberapa kelompok orang memiliki risiko tertinggi mengalami komplikasi akibat COVID-19. Kelompok-kelompok ini di antaranya:

  • anak muda
  • orang berusia 65 tahun atau lebih
  • wanita yang sedang hamil
Cara cuci tangan
Seringlah lakukan hal ini untuk mengurangi terkena virus Corona:

  • sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik
  • hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda dengan tangan yang tidak dicuci
  • hindari kontak dekat dengan orang yang sakit
  • Lindungi orang lain saat Anda sakit dengan memakai masker maupun karantina mandiri
  • Menstertilkan benda yang dipegang oleh banyak orang seperti gagang pintu, remote TV, dan lain-lain
  • Tetap menjaga Social distancing
https://www.merdeka.com/jateng

1 comment :

Samudrabet said...
This comment has been removed by a blog administrator.