Thursday, December 24, 2009
Bahasa Hati part 2....
Dengan membiasakan rendahnya gelombang otak, secara phisically semua sel-sel tubuh...organ tubuh juga bekerja lambat..istirahat.. layaknya orang tidur lelap. Demikian menjadikan banyak spiritual Hati terlihat awet muda... cerah.. segar… karena selalu mengistirahatkan tubuhnya setiap saat ketika bermain di dimensi Hati…. Setiap saat….kapan saja. Dan hidup tentram… karena gelombang otak tidur lelap…tidak mungkin marah-marah…..emosi….
Di frekuensi Delta itu, Tuhan memberikan facility yang namanya hati kecil… batin…dengan bahasaNya. Alat komunikasi yang harus ditemukan untuk komunikasi denganNya ketika ibadah. Dan bila ketemu, ya bergetarlah dimensi tersebut ketika mengingatNya atau membaca ayat-ayatNya, hingga ke Arasy.
Dan layaknya alat komunikasi tentu harus diisi pulsa… maka batin / hati kecil akan terasah dengan sering berbuat baik kepada sesama maupun seluruh ciptaanNya di alam semesta. Keselarasan….
Dan agar frekuensi selalu “connect”, tentu alat komunikasi ini harus selalu On, alias selalu merasakanNya. MengingatNya. Sehingga bila selalu connect, kapan saja mudah untuk berkomunikasi.
Hati kecil juga bisa mendeteksi bahan dasar dari semua yang terlihat juga yang tak terlihat…..tidak bisa dibohongi, walaupun energi dari ciptaan Tuhan yang tidak kelihatan…..
Dimensi hati adalah dimensi alam bawah sadar yang paling dalam (delta). Dan ilmuwan pun sudah menyatakan bahwa kecerdasan luarbiasa adalah di alam bawah sadar. Kecerdasan Semesta. Kecerdasan Illahi.
Untuk menggapai gelombang otak Delta, tentu harus melewati: gelombang Gamma (30 cps keatas), Beta (12 cps – 30 cps), Alpha (8 – 12 cps), dan Tetha (4 - 8 cps).
Kendala untuk mencapai frekuensi batin adalah: kebiasaan tidak seimbang yang selalu menggunakan gelombang tinggi seperti Gamma, Beta....
Barrier akan terbentuk ketika selalu fokus di gelombang tinggi sehingga men ‘create” energi yg besar di gelombang tersebut, dan menjadi hambatan untuk masuk lebih dalam ke gelombang rendah.
Atau juga kebiasaan di gelombang Alpha yg dominan, dengan keunggulan di gelombang tersebut sangat luar biasa...karena energi yg terhimpun bisa membengkokkan benda, mematikan lampu, atua membaca pikiran, dan lain-lain. Namun juga menjadi barrier. Tembok besar yg menjadikan sulit masuk ke gelombang lebih rendah.
Demikian juga gelombang Alpha, Tetha yang dalam alam metafisik tidak terlihat itu juga bermukim alam mahluk lain seperti bangsa jin, bangsa ilmu, dan pusaka (benda ghoib).
Inilah kenyataan, bahwa ketika orang ibadah sholat atau meditasi...tanpa sadar melihat mereka....mahluk-mahluk itu...karena gelombang otak kita masuk di dimensi gelombang mereka. Efeknya, ibadah jadi tidak ada manfaat, habis sholat....harusnya mencegah perbuatan marah, emosi, keji dan mungkar....ya begitu ajah....karena salah gelombang. Gubrak lagi...gubrak lagi...
Atau orang meditasi, kok ya jadi sakti atau malah ada yang ketumpangan mahluk halus lain......... kenapa? Ya karena meditasinya...tafakurnya....masuk gelombang mereka. Jangan salahkan mereka kalau mereka menggoda merasuki sang meditasi.....karena mereka ikut..tertarik....ada manusia masuk alam mereka....
Semua itu adalah energi (mahluk halus, ilmu energi, pusaka) yang masuk ke badan dan memenuhi ruang gelombang otak Alpha hingga Tetha. Dan pastinya jadi barrier, tembok rintangan yg sangat besar untuk mencapai dimensi terbawah, yaitu hati kecil.
Ciri-ciri utama adalah: ketika menyebuh nama Penguasa Alam.. Allah...atau apapun namaNya... tidak merasakan getaran..... atau ketika tarik nafas dalam di dada…terasa kurang lapang….sedikit sesak… bahkan ketika menyebut namaNya...malah jadi sakit di dada. Pertanda, ada kekuatan lain yang menutup jalan menggapai ke pencerahan CahayaNya di hati, yaitu ‘mereka’ yang takut kalau manusia, dapat mengenalNya… kekuatanNya…. sang Cahaya (Nur Illahi tersebut).
Bila seseorang masih dirasuki ambisi, emosi, was-was, temperamen, sikat sana sini, bingung,, stress, padahal sudah rajin meditasi dan ibadah, bisa jadi ketika melakukan ibadah itu semua....salah masuk gelombang. Masuk alam nya mahluk-mahluk lain di alam frekuensi tersebut.
Kadangkala ketika masuk alam lain tersebut, manusia sering tergoda....karena keasyikan.... because alam tersebut kadang menyuguhkan atraksi luarbiasa…. Menjanjikan kehebatan penyembuhan… kesaktian… supranatural…. Sehingga manusia terlupa….. berhenti. Dan malas melanjutkan ke gelombang yang lebih rendah. Hati kecil, ruang khusus komunikasi dengan Penguasa Alam. Atau bahkan melanjutkan terus masuk God Spot… menuju alam ketiadaan…kehampaan yang Sejati. Tempat Asal menjadikan dari semua yang ada dan nyata ini. Alam tentrem....tersibaknya rahasia semesta alam.
Salam Ikhlas,
Kenyataan Metafisik: Efek nafsu ambisi berlebih, apalagi dengan balutan ibadah
Dulu ketika belajar mencari keluarbiasaan spiritual, tentu saya kepingin “jadi” seperti keluarbiasaan yang ditunjukkan para guru.
Hari demi hari saya lalui dengan ritual ibadah yang luarbiasa, yang saya pikir dapat lebih cepat mendapat keluarbiasaan. Namun hari demi hari, justru gangguan yang gak kelihatan menerpa saya, dan keluarga. Syukurnya, setiap case menerpa… saya dapat penangkalnya…dan lenyaplah gangguan tersebut. Dan ini terus berlanjut hingga tahun 2007, hingga menemukan keikhlasan total menjalankan KehendakNya. Dan baru menyadari kenyataan makna ikhlas dan dampak ribuan kasus gara-gara bernafsu ibadah.
Inilah kenyataan yang terjadi ketika marak acara ruqyah, yang ternyata dalam tubuh pasien-nya banyak diganggu jin. Kadangkala sang peruqyah bisa mengatasi, namun juga gagal karena 'yang ganggu' ternyata lebih kuat.
Seperti halnya banyak alumni Mahakosmos yang saya tegur halus, karena satu sisi masih berkonsep ikhlas namun prakteknya masih saja “ritual spiritual” yang berharap sesuatu, ambisi, nafsu berlebihan.
Sehingga badan jadi sakit, dan keluarga diganggu sesuatu yang tidak kelihatan.
Ketika sesuatu yang mengganggu badan dan keluarga itu saya ikhlaskan kepada Allah untuk dipindahkan ke badan orang lain sebagai mediasi. Maka sang mediator jadi berubah garang, dan kasar….layaknya gorilla.
Kemudian saya tegur atas namaNya…dan melunaklah dia.
Ketika bersumpah atas namaNya, mengakulah dia bahwa dia datang karena amalan wiridan ibadah dari sang alumni ini…karena nafsu akan sesuatu yaitu agar semua orang tunduk padanya. Terutama atasan di kantor dan rekan-rekan bisnisnya.
Niat bernafsu akan sesuatu yang berbalut ibadah itulah yang menjadikan sang pengganggu ini datang sesuai karakteristik-nya.
Pantas saja, sudah diruqyah berkali-kali disana sini, mendatangi orang berilmu… namun gangguan ini sangat kuat. Susah ditaklukkan.
Inilah bedanya, “sang penggoda” yang datang tergantung dari niat nafsunya dan ritual amalan spiritualnya. Semakin kuat nafsu pamrihnya dan semakin kuat wiridan yang berlandas nafsu ini, maka akan semakin kuat “gangguan penggoda” yang datang.
Akhirnya setelah sang alumni ini intropeksi, menyadari kekhilafannya yang “dia tidak tahu”, maka sang pengganggu itu pergi. Dan tubuhnya yang sakit kembali sehat sempurna.
Inilah kenyataannya, “sebagian besar” yang saya terapi kesehatannya datang dari gangguan seperti ini. Gangguan yang datang karena hawa nafsu, ambisi, motif yang berwarna warni. Yang bisa datang dari kalangan yang “ngeh” agama maupun yang tidak.
Niat nafsu pamrih, ambisi berlebih inilah layaknya HUKUM LAW OF ATTRACTION yang menarik energi sejenis yang sama, energi negatif yang juga berlebih, yang datang dari sesama mahluk ciptaan Tuhan di dimensi halus.
Gangguan ini akan lebih kuat menarik justru dari kalangan yang gemar ibadah namun punya niat lain, ambisi yang kuat, nafsu yang berlebih.
Hingga ketika diterapi hati, yang keluar karena “tertarik” ini bisa puluhan jumlahnya. Pantas saja, badan sering sakit, kepala pusing, kadang badan berat sebelah, dan punggung seperti ada gendong. Digendong kemana-mana.
Itulah dia, "yang membisikkan ke dalam rongga2 dada manusia....."
Benarlah, semua berawal tergantung dari niatnya.
Ketika kita ikhlas berserah total, yaitu keselarasan ikhlas antara pikiran, hati dan seluruh anggota tubuh kepada Sang Penguasa Semesta Alam. Tanpa diminta pun, maka hukum Law of Attraction akan bekerja. Akan menarik Dia kedalam hidup kita.
Bersih, tentrem, adem, bahagia, selalu tercukupi…. yang tak ternilai.
Kalau cuma meminta sesuatu…maka cuma dapat sesuatu itu saja.
Ikhlas padaNya…. Maka mendapatkan semua dari Dia yang menyelimuti semesta alam.
Senyum
1. Senyum membuat kita lebih menarik. Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut, cemberut, membuat orang menjauh dari kita , tetapi sebaliknya senyum bisa membuat mereka tertarik.
2. Senyum mengubah mood kita. Ketika kita merasa jatuh atau “down” cobalah untuk tersenyum. Mungkin saja mood kita akan berubah menjadi lebih baik.
3. Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum. Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya dan membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Seringlah tersenyum maka anda akan disukai oleh banyak orang.
4. Senyum dapat mengurangi stres. Stres secara nyata dapat muncul di wajah anda. Senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang lelah atau merasa “down”. Jika anda sedang stres cobalah untuk tersenyum, maka stres anda akan berkurang dan anda akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.
5. Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anda. Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika anda tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan anda menjadi lebih rileks.
mahakosmos
Monday, December 7, 2009
potato
Monday, August 31, 2009
SUSILA BUDHI DHARMA
Salah satu aliran kepercayaan asli Indonesia bernafaskan Kejawen Islam ini sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Jauh sebelum era globalisasi dan pasar bebas, SUSILA BUDHI DHARMA telah tersebar di 80 negara dengan anggota 20 ribu orang.
Nama Indonesia sebenarnya tidak jelek di dunia internasional. Negeri yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja dan kini sedang sedih karena berbagai aksi radikalisme, anarkisme dan nasionalisme yang memudar ini, sebenarnya menyimpan kekuatan spiritual yang justeru diakui di dunia internasional. Kekuatan spiritual ini bisa jadi cara olah batin untuk mengubah dunia. Salah satu bukti statemen itu adalah diterimanya salah satu aliran kebatinan Jawa (Kejawen) di dunia internasional sejak puluhan tahun yang lalu.
Subud didirikan oleh almarhum R. M. Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo. Bapak (panggilan akrabnya di kalangan Subud) menerima latihan secara spontan (dalam khasanah internal Kebatinan dikatakan telah menerima WAHYU. Sebutan ini dari kacamata Agama Islam dinilai agak kurang PAS karena yang menerima wahyu hanya para nabi. Lebih tepatnya menerima ilham) pada tahun 1925, saat berumur 24 tahun. Subuh bercerita saat dia menerima wahyu: “Saat itu Bapak (Subuh menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Bapak bukan “saya” atau “Kami” seperti kebanyakan orang) bekerja di kantor melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tahu-tahu semua itu berhenti, berakhir. Akal tidak bekerja lagi. Kemudian Bapak menerima seperti yang akan Saudara terima di dalam latihan. Bapak tidak mencari ilmu, karena tidak mempunyai guru atau pengajar. Bapak hanya sekadar menerima, dan itu disebut Mukjizat Allah, Anugerah Tuhan. Itu hanya diberikan kepada orang kalau orang itu tidak mencarinya, sepi ing pamrih. Kalau seseorang menyerah dan pasrah dalam menerima Anugerah Tuhan, maka Tuhan akan memberi Anugerah-Nya…”
Inilah awal sejarah Subud yaitu ketika almarhum R. M. Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo mendapatkan pengajaran langsung dari Tuhan. Kontak ini disusul dengan masa tiga tahun yang ditandai gejolak luar biasa di dalam jiwanya. Pada akhir masa itu, doanya terkabul dengan diperolehnya petunjuk bahwa karunia yang telah diterima beliau tidak hanya untuk dirinya sendiri dan dapat dibagi-bagikan kepada siapa saja yang berminat. Hanya disyaratkan bahwa anggota tidak boleh dicari-cari. Delapan tahun kemudian sejak diterimanya wahyu pertama tersebut, pada tahun 1933 Muhammad Subuh menamakan apa yang diterimanya ini sebagai LATIHAN KEJIWAAN. Subud sebagai organisasi kemudian dibentuk dan resmi berdiri tanggal 1 Pebruari tahun 1947 di Yogyakarta. Pada tanggal 23 Juni 1987, Muhammad Subuh dipanggil Sang Khalik di Jakarta dalam usia 86 tahun.
Muhammad Subuh dikenal para pengikutnya sebagai orang yang winasis, sakti dan waskita. Salah satu hal yang penting sebagai tonggak yang membesarkan organisasi ke dunia Internasional yang dipimpin Subuh ini adalah peristiwa sembuhnya Eva Bartok, artis Inggris setelah sakit bertahun tahun. Secara pribadi Subuh dikenal pula bertangan dingin dan mampu mengobati berbagai macam penyakit hanya dengan memasrahkan segala penyakit ke Tuhan. Apa komentar Subuh saat bisa menyembuhkan Eva Bartok? “Itu bukan Bapak yang menolong atau menyembuhkannya. Bapak hanya menunjukkan cara berbakti kepada Tuhan Allah, dan dia sembuh. Eva menjadi sehat, dan segala-galanya berakhir dengan baik. Bapak hanya menunjukkan cara berbakti. Kesehatan seseorang adalah perkara antara orang itu dan Tuhan Allah. Orang lain tidak dapat turut campur tangan…”
Bagi pengagumnya, figur Subuh tak hanya pribadi yang mempesona auranya, tapi lebih-lebih pesona spiritualnya. Maklum, Subuh bisa di-artikan sebagai Subud, nama kondang di peta spiritualitas. Subud adalah sejenis latihan spiritual yang diperoleh Subuh melalui sebuah pengalaman gaib pada 1925. Jalan spiritual itu kemudian disebut latihan kejiwaan Subud, kependekan dari Susila Budhi Dharma. Inti latihan kejiwaan itu berupa pasrah kepada Tuhan.
Manusia, menurut Subud, memiliki akses langsung dan cara yang unik untuk berhubungan dengan Tuhan. Subud, menurut Suryadi Haryono, penasihat Yayasan Susila Dharma Indonesia, bukan agama, ajaran, atau sejenis meditasi. Sebagian kalangan muslim memandang Subud, seperti aliran kebatinan umumnya, mengabaikan syariat. Benarkah? “Subud tidak bermaksud memisahkan manusia dari agamanya. Justru melalui proses pembersihan diri ala Subud, orang semakin mengamalkan ajaran agama,” kata Suryadi.
Idries Shah (1926-1996), penulis tasawuf kelahiran India, pernah menyatakan bahwa Subud adalah bentuk popularisasi dari tasawuf dan latihan kejiwaan. Subud tak ubahnya olah batin cara sufi. Muhammad Subuh memang pernah berguru kepada Kiai Abdurrahman, guru tarekat Naqsabandiyah di Kota Semarang. Namun, Subuh menolak penilaian keterkaitan antara Subud dan tasawuf. Dalam otobiografinya, Subuh menyatakan bahwa latihan kejiwaan tak diperoleh dari manusia. Sebagai organisasi, Subud berdiri secara
resmi pada 1947 di Kota Yogya. Pada 1957, markas Subud berpindah ke kawasan Cilandak, Jakarta. Pengikut Subud hingga 1950-an masih terbatas di Pulau Jawa. Pada 1995, jumlah mereka secara nasional sekitar 15 ribu orang, demikian menurut esai ilmiah Robert J. Kyle dari Jurusan Arkeologi dan Antropologi Universitas Nasional Australia. Mereka tak hanya datang dari berbagai kelas sosial, tapi juga dari penganut agama resmi di Indonesia: Islam, Katolik, Protestan, Buddha, dan Hindu.
Sejak 1957, ratusan orang di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia mulai masuk Subud. Penyebaran ini berkat artikel-artikel di koran dan jurnal Eropa tulisan Husein Rofe, ahli bahasa asal Inggris yang pernah berguru kepada Subuh. Juga buku-buku lain. Kini jumlah anggota Subud diperkirakan 20 ribu orang, yang tersebar di 80 negara. Mereka membentuk organisasi nasional di negara masing-masing dan secara internasional mendirikan World Subud Association. Lalu, ada juga organisasi Susila Dharma Internasional, yaitu lembaga swadaya masyarakat yang berafiliasi pada organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di Indonesia, pengikut Subud ber-organisasi di bawah Yayasan Susila Dharma Indonesia. Dan kini pelatih spiritual tertingginya adalah Siti Rahayu Wiryohudoyo, anak tertua Subuh.
Subud adalah bagian dari pertumbuhan mistisisme atau sebut saja gerakan kebatinan di Jawa pasca kemerdekaan. Mereka yang terdaftar di meja birokrasi pemerintah pada 1970-an berjumlah 350 kelompok. Nama kelompok itu antara lain Sumarah, Sapta Darma, dan Pangestu. Hanya Subud yang mendunia. Fenomena itu, menurut studi Robert J. Kyle, adalah bagian dari pencarian identitas budaya menghadapi gemuruh modernitas yang mulai menyentuh Indonesia. Ada berbagai pandangan dari beberapa pengamat, misalnya Koentjaraningrat, tentang faktor kemunculan gerakan kebatinan di Jawa. Ada yang memandang gerakan itu sebagai pelarian psikologis masyarakat dalam menghadapi kerasnya kondisi sosial ekonomi, pe-perangan, kerawanan sosial, dan cepatnya perubahan sosial. Pengamat lain berpendapat itu merupakan bentuk ketidakpuasan terhadap kurangnya toleransi dan kecenderungan ritualistik dari kaum beragama. Kegagalan agama-agama untuk menjadi sumber moralitas juga dituding sebagai biang keladi. “Semua pandangan itu ada benarnya,” kata Robert dalam esai ilmiahnya. Apa pun latar sosiologis kelahirannya, kehadiran Subud terbukti memenuhi dahaga spiritual zaman, terutama di Barat.
***
SUBUD merupakan singkatan SUSILA BUDHI DHARMA. SUSILA menunjukkan sifat insan yang memiliki tabiat manusia yang sempurna sesuai dengan kodrat Tuhan. BUDHI berarti bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu daya luhur yang dapat membimbingnya bila ia mampu menginsyafi kehadiran daya tersebut. DHARMA melambangkan penyerahan manusia kepada Kebesaran Tuhan Yang Mahakuasa. Latihan kejiwaan Subud adalah praktek rohani yang merupakan inti eksistensi Persaudaraan Subud. Dalam latihan kejiwaan Subud, si pelatih menyerah sepenuhnya kepada, membuka rasa dirinya kepada, dan mengalami kontak langsung dengan Kekuasaan Tuhan. Selama latihan berlangsung, si pelatih hanya mengikuti apa saja yang timbul dalam rasa dirinya dari saat ke saat. Pengalaman ini bersifat sangat pribadi, sehingga masing-masing pelatih akan mengalami hal-hal yang berbeda-beda. Karena apa yang diterima dalam latihan kejiwaan Subud bersifat sangat khas dan dalam, maka pengalaman-pengalaman para pelatih tidak mungkin digambarkan secara memuaskan dengan kata-kata. Dijelaskan bahwa tujuan utama latihan kejiwaan Subud adalah memberdayakan kita, dengan menyerah kepada Kekuasaan Tuhan serta mengikuti petunjuk-Nya, agar lambat laun dapat mencapai keadaan kodrati kita yang sebenarnya sebagai manusia sempurna, atau insan kamil. Siapa saja boleh masuk persaudaraan Subud asalkan calon anggota sudah mencapai umur 17 tahun, telah menjalankan masa percobaan selama tiga bulan guna mengerti asas dan tujuan Subud, dan tidak ada halangan apa-apa, maka barang siapa akan diterima sebagai anggota Subud.
Subud bukanlah organisasi atau sekte yang eksklusif, karena menerima anggota dari segala macam agama, maupun mereka yang belum beragama. Oleh karena esensi Subud adalah kebaktian kepada Tuhan Yang Mahakuasa, maka tidak ada alasan untuk terjadinya konflik dengan agama yang diyakini. Malah sebaliknya, banyak anggota Subud yang mengaku setelah mengikuti latihan kejiwaan mulai menghayati agamanya sendiri dan menghormati agama-agama orang lain. Latihan kejiwaan Subud dimulai dengan PEMBUKAAN. Selama beberapa bulan setelah dibuka, seseorang yang baru menjadi anggota dianjurkan melakukan latihan dua kali seminggu selama setengah jam. Bila sudah cukup terbiasa menerima latihan, dia akan dibenarkan berlatih tiga kali seminggu.
Latihan kejiwaan Subud dapat dilakukan baik dalam kelompok maupun sendirian. Bila keadaan memungkinkan, idealnya ialah berlatih dua kali seminggu dalam grup dan sekali seminggu seorang diri. Kini, di berbagai komunitas di seluruh dunia terdapat sebanyak 385 grup Subud. Komite-komite setempat mengusahakan sarana latihan. Di sebagian besar negeri tempat Subud berakar ada organisasi nasional yang mengadakan kongres berkala agar para anggota dapat baik bersilatulrahmi maupun berbakti bersama kepada Tuhan Yang Mahaesa. Semua organisasi nasional mengambil bagian dalam Asosiasi Subud Sedunia (World Subud Association, WSA) dan memilih direktur dan pejabatnya. WSA mensponsori kongres internasional yang diselenggarakan tiap empat tahun sekali. Pada tahun 1997 kongres tersebut akan diadakan di kota Spokane, Washington, Amerika Serikat. Kongres-kongres sebelumnya diadakan di Kolombia, Australia, Inggris, Kanada, Jerman, Indonesia, Jepang, dan Amerika Serikat.
Dalam salah satu transkrip ceramahnya kepada para calon anggota Subud di Singapura, pada 16 April 1960 Muhammad Subuh mengatakan bahwa Subud bukanlah agama baru, juga bukan sebagian agama yang sudah ada, apalagi suatu ilmu. Subud hanya merupakan lambang cara hidup manusia sempurna. Susila Budhi Dharma oleh sebab itu merupakan lambang tindak-tanduk manusia di dalam latihan kejiwaan Subud, artinya apa saja yang terjadi di dalam latihan kejiwaan Subud sungguh-sungguh merupakan Kehendak Tuhan dan terjadi karena memang demikianlah Kehendak Tuhan atas diri kita. Itu amat cocok dengan kitab bahwa Tuhan selalu dekat pada manusia, atau bahwa manusia sangat dekat pada Tuhan, bahwa Tuhan memberikan apa saja yang dibutuhkan manusia, dan bahwa manusia dapat menerima apa saja yang diberi oleh Tuhan. Apa yang harus kita serahkan kepada Tuhan? “Bukan harta benda kita, bukan apa yang kita cintai, apalagi apa yang kita miliki, karena Tuhan tidak membutuhkan semua itu. Yang harus kita serahkan ialah akal-pikiran, hati, dan nafsu, karena itu semua merupakan alat-alat yang selalu menghalang-halangi kita kalau mau dekat pada Tuhan..” kata Muhmmad Subuh.
Menurut Subuh, Tuhan memerintah tanpa perkakas atau bahan, sedangkan manusia, kalau mau membuat suatu barang, membutuhkan, misalnya, meja, kayu, paku, martil, dan alat-alat lainnya. Untuk bisa membuat bom atom, manusia membutuhkan alat-alat yang lebih banyak lagi untuk mengubah bahan baku menjadi bom atom. Tetapi semua itu tadi tidak diperlukan Tuhan. Tuhan Allah mencipta tanpa perkakas dan bahan. Di sini terang sekali bahwa untuk dapat mengerti Kehendak Tuhan tidak ada jalan lain buat manusia kecuali betul-betul menyerah, karena hati dan akal pikirannya tidak mungkin akan dapat bertemu dengan Tuhan. “Itulah yang kita lakukan dalam latihan kejiwaan. Kita hanya menyerah saja tanpa menggunakan akal-pikiran, hati, dan nafsu, karena tugas kita ialah hanya sekadar menerima jatah yang Tuhan catukan kepada kita. Demikianlah dapat dimengerti bahwa Subud itu hanya merupakan lambang kehidupan manusia yang wajib menurut Kehendak Tuhan melulu serta melaksanakan Perintah-Nya di dunia, dan demikian pula di akhirat.” Ujar Subuh.
Itulah karenanya maka dalam mengikuti latihan kejiwaan Subud kita tidak mempunyai ajaran, tidak ada yang perlu kita pelajari, karena yang dihendaki tidak lain kecuali sungguh-sungguh menyerah. Siapa saja yang mengatakan bahwa ia tahu di mana jalan menuju ke Tuhan sebenarnya mendahului pemberian Tuhan sebelum ia dapat menerimanya. Tidak ada yang perlu kita lakukan kecuali menerima apa yang diberi-Nya, atau apa yang menjadi Kehendak Tuhan atas diri kita. Itulah sabda sejati para nabi, “Asal engkau pasrah kepada Tuhan dengan ikhlas dan jujur, Tuhan akan memayungi dan menuntun dirimu.”
Di dalam latihan kejiwaan kita tidak mempunyai kemauan satu pun. Menurut Subuh, kita tidak mempunyai permohonan satu pun. Kita hanya sekadar menerima apa saja yang Tuhan berikan. Tidak patut kalau kita meniru atau mencontoh orang lain. Kita masing-masing harus menemukan dan menempuh jalan sendiri ke Tuhan. Biasanya, kalau berguru, seorang murid banyak diajari untuk melakukan persis apa yang dilakukan oleh gurunya, agar ia dapat menggayuh apa yang telah tercapai oleh sang guru. Sebenarnya itu keliru, sebab jangankan di antara guru dan murid-muridnya, di antara saudara kandung saja sudah banyak perbedaannya. Dengan demikian tentunya kita dapat mengerti bahwa jalan yang cocok untuk seorang guru dalam hal menemukan Tuhan, belum tentu cocok untuk murid-muridnya. Subuh menjelaskan kalau kita sungguh-sungguh sudah benar-benar dapat mengenal aspek halus kita, maka di dalam segala hal kita akan dituntun oleh Kekuasaan Tuhan, sebab Kekuasaan Tuhanlah yang bekerja di dalam dan di luar kita, sehingga di mana saja, di kantor atau sedang menyetir mobil, atau melakukan apa saja, kita akan selalu dituntun oleh Kekuasaan Tuhan. Sungguh jelas apa yang tersabda di dalam Alquran, “Sebelum bertindak, ucapkanlah bismillaahir rahmaanir rahiim.
Itu, kata Subuh, mengandung arti bahwa kita mengikuti Tuntunan Tuhan dan hanya akan melakukan apa yang dititahkan-Nya. Saudara tidak akan tergesa-gesa bertindak dan baru setelah itu ingat Tuhan, sehingga menyesal, merasa kecewa dengan apa yang telah Saudara lakukan. Kalau sebelum kita mulai bekerja Tuhan Allah selalu ada di dalam kesadaran kita, maka segala apa yang kita kerjakan nanti akan benar. “Itu juga mengandung arti bahwa kita tidak boleh bertindak tanpa Tuntunan Tuhan, karena jika Tuhan Allah kita lupakan, kita tidak akan mendapat Pertolongan-Nya kalau ternyata tindakan kita salah. Kekuasaan yang kita saksikan, hanya untuk meyakinkan bahwa Kekuasaan Tuhan Yang Mahakuasa bekerja di dalam kita, tidak ada hanya di dalam diri kita, melainkan juga ada di dalam tiap-tiap ciptaan. Itulah sebabnya, maka di dalam latihan kejiwaan kita tidak akan merugikan agama kita masing-masing. Apa yang kita alami dan lakukan akan berasal dari Kehendak Tuhan, dan kita hanya membuka apa yang sudah ada di dalam kita,” ujar Subuh.
taken from: wongalus